Jumat, 16 Desember 2016

Menghitung Dosis Maksimum Menggunakan Rumus Young , Dilling , Fried , Clark

Menghitung Dosis Maksimum
Dosis adalah takaran atau jumlah, dosis obat adalah takaran obat yang bila dikelompokkan bisa dibagi :

1. Dosis Terapi (Therapeutical Dose), yaitu
dosis obat yang dapat digunakan untuk terapi atau pengobatan untuk penyembuhan penyakit.

2. Dosis Maksimum (Maximalis Dose) yaitu dosis maksimal obat atau batas jumlah obat maksimum yang masih dapat digunakan untuk penyembuhan. Dalam buku buku standar seperti Farmakope atau Ekstra Farmakope Dosis Maksimum
(DM) tercantum diperuntukkan orang dewasa.
3. Dosis Lethalis (Lethal Dose), yaitu dosis atau jumlah obat yang dapat mematikan bila dikonsumsi. Bila mencapai dosis ini orang yang mengkonsumsi akan over dosis (OD) Cara Menghitung Dosis Maksimum Obat Dalam Resep

a. DM tercantum berlaku untuk orang dewasa, bila resep mengandung obat yang ber-DM, tanyakan umurnya.
b. Bila ada zat yang bekerja searah, harus dihitung DM searah (dosis ganda)
c. Urutan melihat daftar DM berdasarkan Farmakope Indonesia edisi terakhir (FI. Ed.III, Ekstra Farmakope, FI. Ed.I, Pharm. Internasional, Ph. Ned. Ed. V, CMN dan lain-lain).
d. Setelah diketahui umur pasien, kalau dewasa langsung dihitung, yaitu untuk sekali minum : jumlah dalam satu takaran dibagi dosis sekali dikali 100%.
Begitu juga untuk sehari minum jumlah sehari dibagi dosis sehari dikali 100%.
e. Dosis Maksimum (DM) searah : dihitung untuk sekali dan sehari.
f. Cara menghitung Dosis Maksimum (DM) untuk oral berdasarkan :

i). Rumus Young
Untuk umur 1-8 tahun dengan rumus:
(n/n + 12) x DM (dewasa) n=umur dalam tahun
Ex: (7/7+12)×500 = ... mg

ii). Rumus Dilling
Untuk umur di atas 8 tahun dengan
rumus :
(n/20) x DM n =umur dalam tahun
Ex: (18/20)×1500= ... mg

iii). Rumus Fried
(n/150) x DM n =umur bayi dalam bulan
Ex: (4/150)×250= ... mg

iv). Bila dalam berat badan
Rumus Clark (Berat badan dalam kilogram) / 70 kg x DM (dewasa)
Ex: (63Kg/70Kg)×100= ... mg

Pengenceran Zat Cair dan Padat dalam Resep

Pengenceran Padat dan Cair dalam Resep
Pengenceran bahan dalam mengerjakan resep biasanya kalau bahan obat yang akan ditimbang kurang dari 50 mg, karena penimbangan bi bawah 50 mg kurangakurat maka dilakukan pengenceran supaya bahan obat yang jumlahnya kecil dosisnya
dapat tetap dijaga. Misalnya bila dalam resep kita hendak menimbang Diazepam 20 mg. Timbang Diazepam 50 mg, bisa
ditambahkan zat warna sedikit (untuk melihat kehomogenan campuran obat nanti), seperti carmin, ditambah saccharum
lactis(SL) 2.450 mg. Dalam mortir, gerus saccharum lactis sebagian, tambahkan.Diazepam, zat warna (carmin), gerus hingga homogen (warna merah merata), tambahkan sisa saccharum lactis sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen. Dari campuran ini ditimbang
1.000 mg
Untuk Diazepam 20 mg = 20/50 x 2.500 mg = 1.000 mg
Dari campuran 1.000 mg ini mengandung 20 mg Diazepam dari hasil pengenceran Diazepam dalam saccharum lactis ini yaitu 1.000 mg (1:50). Pegngenceran bisa dilakukan dengan perbandingan 10 kali, 30 kali, 50 kali. Hasil pengenceran dari serbuk ini sebaiknya paling sedikit 200 mg. Pengenceran untuk obat dalam sediaan cair :
Sebaiknya diencerkan dalam pelarut yang sesuai atau pembawa lainnya seperti air bila pembawanya air sebagai pelarut. Misal menimbang Vitamin B1 (Thiamin HCl) 10 mg. Vitamin B1 ini larut dalam air, jadi
timbang Vitamin B1 sebanyak 50 mg,dilarutkan dalam air hingga 10 mL.Untuk 10 mg Vitamin B1, diambil dari campuran larutan sebanyak :
10/50 x 10 mL = 2 mL
Jadi dalam campuran 2 mL ini
mengandung 10 mg Vitamin B1 hasil pengenceran dengan perbandingan = 1 : 5

Singkata-Singkatan yang ada di RESEP (Bahasa Latin)

Haii Genkzzz pernah ga sih kalian dapet Resep dari dokter dan liat tulisannya ???? kaya yg ga bisa nulis kan hahaha sebenernya itu ada tujuannya lohhh mereka buat tulisan gitu supaya kalian pasien biar gatau obat apa itu dan ga beli sembarangan makanya di suruh di tebus di apotek karna yang ngerti Cuman Anak Farmasi doang karna udah Kode Etik Kefarmasian Hahaha Ciiiieee sok ya gw hahaha Langsung ke Topik aja ya ganzz sekarang gw mau bahas ttng Bahasa Latin yg ada di dalam Resep atau biasa di sebut aturan pakai nya dan itu bahasa Latin Lohhhh Cussss ahhh

1. S. bdd. Cth 1 = S.2 dd cth 1 = Signa bis de die cochlear theae 1
= Sehari 2 x 1 sendok teh
2. S. tdd c 1 = S. 3 dd c 1 = signa ter de dic cochlear
= sehari 3 x1 sendok makan
3. S.4 dd p 1 = signa quarter de die pulvis 1
= sehari 4 x 1 bungkus
4. S.5 dd p II = sigma quinquis de die pulpvis I
= sehari 6 x 1 bungkus
5. S.6 dd pI = signa sexies de die pulvis I
= sehari 6 x 1 bungkus
6. S. bid p I = signe bis in die pulvis II ante coenam
= sehari 2 x 2 bungkus sebelum makan
7 S. o. h. cth = sigma omni hora cochlear
= tiap jam satu sendo teh
8. s. o. b. c I = s. o 2 hc = sigma omni bihorio cochlear
= tiap 2 jam satu sendok makan.
9. s. o tr.. h. c I = s. o 3 hc = sigma omni thrihorib cochlear
= tiap 3 jam satu sendok makan
10. s.o. 4 h. c I = sigma omnibus quattuor horis cochlear
= tiap 4 jam satu sendok makan
11. s.o.5 h. c I = omnibus quinque horis
= tiap 5 jam 1 sendok makan
12. s. 3 – 4 dd loz I = sigma 3-4 de die lozenges I
= sehari 3-4 kali 1 tablet hisap
13. s.o.s applic = sie opus sit appilcandum
= dipakai bila perlu
14. s.n.s = sigma nas sic
= jika perlu
15. s.h. s CI = sigma hora somn cochlear I
= pada waktu hendak tidur 1 sendok makan
16. s.em.et v gtt II as = sigma mane et vespere guttae II auris sinistra
= pagi dan malam masing-masing 2 tetes pada kuping kiri/ telinga
17.s.m supp I
= tiap pagi 1 buah
18 s.v. applic
= digunakan malam hari
19. s.3 dd p II ½ hpc = sigma terde die pulpis II ½ hora post coenam
= sehari 3 x 2 bungkus setengah jam sesudah makan
20. s. mix. Agitanda
= campuran kocok
21. S.u.c =sigma usus cognitus
= pemakain diketahui
22. s.u.n = sigma usus notus = pemakaian diketahui
23. s. u e = sigma usus externus = pemakain luar
24. m.d.e pulv. ads = misce da signa pulv adspersorius
= campurlah, serahkan dan tandailah serbuk tabur/ bedak tabur
25. s.p. r. n = sigma pro renata
= kadang- kadang, apabila perlu
26. d.t.d = desis da tales dosis
= berikanlah dengan takaran sebanyak itu.
27. d.i.d = da in dim = da in dimido
= berilah ½ nya
28. da pars tertia
= dibuat 1/3 nya
29. das pars quarta
= dibuat ¼ nya
30. da pars quinta
= dibuat 1/5 nya
31 da pars sexta
= dibuat 1/6 nya
32. da in duplo/ d.i.2plo
= dibuat 2 kalinya
33. da in triplo/ di. 3 plo
= dibuat 3 kalinya
34. a, aa = ana
= masing-masing
35. add = adde
= tambahkan
36. s. haust. = signa haustus
= diminum sekaligus habis
- hand lotion = lotio untuk tangan
- gargarisma = obat kumur sampai ke tengorokan
- Colutio oris = collutorium
= obat
kumur / cuci mulut
- Acne cream = kream jerawat
- Linimentum/ lin = obat gosok
- Rhino guttae = obat tetes hidung
- naristillae = obat semprot/cuci hidung

SEDIAAN OBAT

SEDIAAN OBAT
KLASFIKASI
•Obat cair
•Obat setengah padat
•Obat padat
OBAT CAIR
1. Solutiones dan mixture
2. Mixtura agitanda dan suspensi
3. Emulsa / emulsi
4. Saturasi dan netralisasi
5. Infusa
6. Guttae / drops
7. Injectiones / obat suntik
8. Inhalasi
9. irigasi
1. Solutiones (larutan) dan mixture
(campuran)
•Solutio:
larutan dari sebuah zat dalam suatu cairan /
pelarut, dimana zat pelarutnya adalah air,
bila bukan air maka harus dijelaskan dalam
namanya, misalnya :
–Sol. Camphora Spirituosa à kamfer spiritus
–Sol. Camphora Oleonosa à kamfer olie /
minyak kamfer
–Camphora Nitroglycerini spirituosa à Lar.
Nitrogliserin dalam spiritus
•Mixtura:
Larutan yang didalamnya terdapat lebih
dari satu macam zat, yang dapat berupa
campuran dari :
–Cairan dengan zat padat
–Cairan dengan cairan
–Cairan dengan extrak kental
Tidak ada perbedaan antara solutio dengan
mixtura, contoh :
–Sol. Citratis Magnesici à Lar. Mg Citrat
dalam air
–Mixt. Citratis Magnesici à campuran Mg
Citrat, Syr, Simplex dan spiritus Citri dalam
air
2. Mixtura agitanda dan suspensi
•Mixtura agitanda:
Campuran dimana konstituen mengandung
zat padat yang tidak dapat larut.
•Suspensi:
Sediaan cairan yang mengandung partikel
padat tidak larut yang terdispersi dalam
fase cair (cairan pembawa), zat yang
terdispersi harus halus dan tidak boleh
cepat mengendap dan dapat mengandung
zat tambahan untuk menjamin stabilitas
suspensi serta tidak boleh terlalu kental
agar sediaan mudah dikocok dan dituang
•Sirup:
larutan oral yang mengandung sukrosa atau
gula lain kadar tinggi
•Elixir:
larutan oral yang mengandung etanol
sebagai kosolven
•Lotio:
larutan atau suspensi yang digunakan
secara tropical
•Spirit:
larutan mengandung etanol / hidro
alcoholdari zat yang mudah menguap
•Tinctur:
larutan mengandung etanol / hidro alcohol
dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa
kimia yang dibuat dengan cara perkolasi
atau maserasi
•Air aromtik:
larutan jernih dan jenuh dalam air, dari
minyak mudah menguap
•Enema:larutan yang dimasukkan kedalam
rectum dan colon, untuk merangsang
pengeluaran kotoran (feses) memberikan
efek terapi local atau systemic
3. Emulsa / emulsi
Adalah dua fase cairan dalam sistim
dispersi (tetesan) dimana fase cairan yang
satu terdispersi sangat halus dalam merata
dalam fase cairan lainnya dan umumnya
dimantapkan oleh zat pengemulsi
(Emulgator).
•Emulsi O/W:
emulsi minyak dalam air, dimana minyak
yang merupakan fase terdispersi dan
larutan air merupakan fase pendispersi /
pembawa (emulsi ini dapat dicernakan
dengan air)
Contoh : susu (emulgatornya putih telur)
Scott Emultion
•Emulsi W/O:
emulsi air dalam minyak, dimana air atau
larutan air yang merupakan fase terdispersi
dan minyak atau bahan seperti minyak
merupakan pembawa atau pendispersi
(Emulsi ini dapat diencerkan dengan
minyak)
contoh : Mentega, Ianolin
\jika emulgatornya larut dalam air à Emulsi
O/W
jika emulgatornya larut dalam minyak à
Emulsi W/O
4. Saturasi dan netralisasi
•Saturasi / Penjenuhan:
obat yang minumnya dibuat dengan jalan
mencampurkan suatu asam dengan
karbonat, dimana cairan dijenuhkan dengan
CO2 (disebut dengan Potio Effervesces),
maka tekanan didalam botol lebih tinggi
dari pada tekanan diluar.
•Tujuan pemberian obat saturasi:
•Untuk menutupi rasa garam yang tidak
enak.
•CO2 mempercepat absorbsi
•Merangsang keluarnya getah pencernaan
yang banyak
•Sebagai carminativum atau laxans
•Untuk antioxydant
•Memberi efek psiokologi bahwa obat
tersebut kuat
•Netralisasi atau penetralan:
obat minum yang di buat dengan jalan
mencampurkan suatu asam dengan suatu
basa (yang dipergunakan adalah suatu
Carbonat) dan tidak mengandung CO2
(karena CO2 yang terbentuk selalu
dihilangkan seluruhnya dengan cara
pemanasan sampai larutannya jernih), yang
termasuk Netralisasi:
•Suatu asam dinetralkan dengan NH4CL
•Suatu asam yang tidak larut dinetralkan
dengan suatu HCO3 / CO3, dapat juga
dengan NaOH
5. Infusa
•Infus / rebusan obat:
sedian air yang dibuat dengan mengextraksi
simplicia nabati dengan air suhu 90° C
selama 15 menit, yang mana extraksinya
dilakukan secara infundasi
6. Guttae / drops
•Adalah sediaan cairan (dapat berupa
solutio / mixtura / suspensi / emulsi) yang
dipakai dengan cara meneteskan, baik
sebagai obat dalam maupun obat luar dan
harus homogen serta tidak boleh ada
endapan.
Beberapa jenis guttae:
•Guttae orisà untuk kumur – kumur dan
tidak untuk ditelan. Biasanya diencerkan
dulu dengan air
•Guttae auriculares / tetes telinga à
biasanya cairan pembawanya adalah bukan
air, tapi lebih kental (mis. Glycerin, minyak
propylenglikol)
•Guttae Nasales / tetes hidung à tidak
boleh menggunakan lemak / minyak mineral
sebagai cairan pembawanya
•Guttae Ophthalmic / tetes mata à berupa
larutan / suspensi steril, cairan
pembawanya berair, harus jernih, bebas
benda asing, serat dan benang (harus
disaring), serta tidak boleh digunakan
setelah tutup dibuka > 1 bulan. Dan
konsentrasi sunlimatnya tidak boleh >
1:4000
•Collyiria / obat cuci mata à tidak termasuk
dalam obat tetesan, tapi cara kerja dan
komposisi serta cara pembuatanya tidak
berbeda dengan guttae ophthalmic, hanya
jumlahnya lebih banyak
7. Injectiones / obat suntik
•Adalah sediaan steril untuk penggunaan
parental.
Keuntungannya:
•Resorbsi obat lebih cepat dan baik
•Untuk obat yang tidak tahan asam
lambung
•Untuk obat yang mengiritasi lambung
•Untuk pasien yang yang tidak dapat
makan obat
•Yang memerlukan obat bekerja cepat (mis.
mengalami shock)
8. Inhalasi
•Adalah sediaan obat / larutan / suspensi
terdiri atas satu atau lebih bahan obat yang
diberikan melelalui saluran nafas hidung
atau mulut untuk memperoleh efek local
atau sistemik. (larutan yang disemprotkan
dengan menggunakan gas inert dan
wadahnya disebut inhaler)
9. Irigasi
•Adalah larutan steril yang digunakan untuk
mencuci atau membersihkan luka terbuka
atau rongga – rongga tubuh, pemakaiannya
secara tropical dan tidak boleh secara
parenteral
OBAT SETENGAH PADAT
•Unguenta
•Occulenta / salep mata
•Pasta
•Linimenta
•Sapones / sabun
•Cremores krim
•Gelones / gel
1. Unguenta
•Adalah sediaan setengah padat dan mudah
dioleskan diatas kulit dan selaput lendir
tanpa memakai kekerasan atau pemanasan
Salep terdira dari:
•Remedium Cardinale (bahan tunggal /
campuran bahan utama). Bahan obat harus
larut atau terdispersi homogen dalam dasar
salep yang cocok. Kadar bahan obat
umumnya 10 % kecuali dinyatakan lain atau
mengandung obat keras / narkotik
•Konstituen / Dasar salep (bahan tersendiri
atau campuran) adalah zat pembawa
dengan massa lembek, mudah dioleskan
dan umumnya berlembek, tapi dapat berupa
massa lembek atau zat cair atau zat padat
yang terlebih dahulu diubah menjadi massa
yang lembek.
Secara umum salep dibagi atas 3 jenis:
•Salep Epidermic
adalah salep yang bekerja dipermukaan
kulit, dan diharapkan tidak diserap. Salep
ini berfungsi sebagai pelindung antiseptik,
adstrigents dan pelawan rangsangan. Dasar
salep yang cocok adalah Vaselin
•Salep Endodermic
adalah salep yang bekerja memasuki kulit
tapi tidak menembus kulit, jadi diserapnya
hanya sebagaian saja. Dasar salep yang
cocok adalah minyak tumbuhan dan minyak
alami
•Salep Diadermic
adalah salep yang bekerja sampai
menembus kulit. Dasar salep yang cocok
adalah Lanolin, Adeps Lanae, Oleum Cocoa
Sedangkan secara theurapetik, salep dibagi
atas :
•Salep Penutup
adalah salep yang berfungsi sebagai
melindungi kulit dari pengaruh luar
contoh: Boorzalf, Zinczalf
•Salep Resorpsi
adalah salep yang mana bahan – bahannya
akan diresorpsi
contoh: salep untuk Rheumatik
•Salep Penyejuk
adalah salep yang banyak mengandung air
sehingga memberikan rasa sejuk
contoh: Cold Cream
2. Occulenta / salep mata
•Adalah salep steril untuk pengobatan mata
dengan menggunakan dasar salep yang
cocok
Syarat – syarat Occulenta, yaitu:
•Homogen, tidak boleh mengandung
bagian yang kasar dapat teraba.
•Bersih
•Steril
3. Pasta
•Adalah sediaan semi padat yang
mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaiaan topical,
dan konsistensinya lebih plastis dari pada
salep
Keuntungannya:
•Menyerap hasil – hasil sekresi dari kulit
•Mengurangi rasa gatal dan memberikan
perasaan sejuk
•Obat – obat direkatkan pada kulit à
mempertinggi pekerjaan obat tersebut
4. Linimenta
•Adalah sediaan cairan atau kental,
mengandung analgetikum dan zat yang
mempunyai sifat Rubefasin, melemaskan
otot atau menghangatkan dan digunakan
sebagai obat, serbuktidak boleh digunakan
pada kulit yang luka atau lecet
Keuntungannya:
•Zat yang ditambahkan padanya diresorbsi
lebih cepat
•Mudah dicuci à sangat baik untuk
pemakaian pada kulit yang lembut
Macam – macam Linimenta, yaitu
•Campuran lemak padat dengan lemak
lunak
•Campuran minyak dan cairan alkali (dibuat
dengan cara penyabunan)
•Linimentum dengan Balsamun Peruvianum
Ol. Terebinthinae
•Linimentum dengan minyak (harus
memakai gom)
•Emulsi yang digunakan sebagai liniment,
yaitu
–Emulsum Benzylis Benzoatus
–Linimentum Chloroform (dengan cara
pencampuran biasa)
5. Sapones / sabun
•Adalah reaksi garam alkali dan asam lemak
tinggi, dimana konsistensinya tergantung
dari basa yang digunakan untuk menyabun,
yaitu :
–NaOH à sabun keras
–KOH à sabun lemak
Macam – macam sapones:
•Sapokalinus : KOH + Ol. Sesami
•Sapomedicatus : NaOH + Ol. Olivarum
•Saposuperadipatus : Campuran
Sapomedicatus 80 % + Sapokalinus 16 % +
Adeps Lanae 4 % (bentuk ini yang paling
dianjurkan untuk pengobata)
•Sapococos : Sabun Na yang dibuat garam
Ol. Cocos
6. Cremores krim
•Adalah sediaan setengah padat berupa
emulsi kental, mengandung air tidak kurang
dari 60 %, dengan 2 type yaitu:
–Type minyak – air
–Type air minyak (mudah kering dan rusak)
7. Gelones / gel
•Adalah sediaan bermassa lembek
berupasuspensi yang dibuat dari zarah kecil
senyawa organic atau makromolekul
senyawa organic yang masing – masing
terbungkus dan saling terserap oleh cairan
•Umumnya mengandung air disebut jelli,
maka pada etiket tertera “kocok dulu”
OBAT PADAT
•Pulvis dan pulveres
•Pililae / pil
•Tabulae / tablet
•Capsulae / capsul
•Suppositoria
•Bacilla
•Spesies / jamu
•Implant / pelet
•Aerosolum
1. Pulvis dan pulveres
•Adalah campuran kering bahan obat atau
zat kimia yang dihaluskan dan digunakan
untuk pemakaian oral ataul luar. isi serbuk
terdiri dari :
–Obat (tunggal / campuran)
–Konstituen / vehiculum :
•Untuk serbuk oral à Saccharum Lactis
•Untuk serbuk tabur à Talcum venetum,
Bolus Alba, Amylum.
2. Pililae / pil
Menurut beratnya dibagi atas :
•Boli : berbobot > 300mg, biasanya dipakai
untuk pengobatan hewan
•Pilulae/pil adaah obat berbentuk bulat
seperti pelor yang berbobot antara 50 mg –
300 mg, diameternya tidak > 8 mm dan
tergantung berat jenis bahan – bahan
obatnya
•Granula, berbobot < 30 mg dan tiap
granula biasanya mengandung 1 mg bahan
obat
3. Tabulae / tablet
•Merupakan sediaan padat yang
mengandung bahan obat dengan atau
tanpa bahan pengisi. Ukurannya adalah
tidak boleh > 3x dan tidak boleh < 1/3x
tablet
Macam – mcam tablet
•Tablet Kunyah
Untuk dikunyah dan memberikan residu
dengan rasa enak dalam rongga mulut,
mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa
pahit atau tidak enak, serta biasanya untuk
anak – anak (terutama untuk multivitamin,
antasisda antibiotik tertentu)
•Tablet Buih / Efervesen
selain mengandung zat aktif, juga
mengandung campuran asam dan natrium
bicarbonat, yang jika dilarutkan dalam air
akan menghasilkan CO2, maka tablet harus
disimpan dalam wadah tertutup rapat atau
pada kemasan tahan lembab
•Tablet Hisap / Lozengens
padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat, umumnya dengan bahan dasar
beraroma dan manis yang membuat tablet
melarut atau hancur perlahan dalam mulut
•Tablet bersalut
disalut dengan bahan penyalut untuk
maksud tertentu
Tujuannya:
–Menutupi rasa tidak enak (mis. Kina)/ bau
yang tidak enak (mis. Vitazym)
–Membuat penampilan lebih baik menarik
dan biasanya diberi warna bagus dan
mengkilap
–Melindungi obat / zat aktif terhadap
pengaruh udara, kelembapan dan cahaya
(mis. Obat – obat yang hygroskopis dan
mudah teroksidasi)
–Mengatur tempat pelepasan obat dalam
saluran cerna.
Beberapa macam tablet:
•Tablet bersalut gula / dragee
disalut dengan lapisan terdiri dari campuran
gula dan bahan lain yang cocok, dengan
atau tanpa menambah zat warna.
•Tablet bersalut selaput / film Coated
Tablet
disalut dengan lapisan selofan,
metilselulosa, povidon atau bahan lain yang
cocok
•Tablet bersalut kempa / salut kering
disalut dengan massa granula terdiri dari
Laktosa, Calsium Fosfat atau bahan lain
yang cocok à untuk mempercepat lepasnya
satu obat dan obat lain
•Tablet bersalut enteric / Enteric coated
disalut sedemikian rupa sehingga obat tidak
hancur dalam lambung tapi hancur dalam
usus halus, yang disebut juga Delayed
Action. Bahan penyalutnya adalah bahan
yang tahan terhadap pengaruh asam
lambung yaitu Sehellak, keratin dan salol.
Tablet ini dibuat untuk obat – obat yang
dapat mengiritasi lambung dan obat –obat
yang dapat rusak bila kena asam lambung
(contoh : Voltaren Aropas)
4. Capsulae / capsul
•Adalah sediaan padat yang terdiri dari
obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut, dimana didalamnya dapat diisi
dengan obat serbuk, butiran atau granul,
cair, semi padat
Jenis – jenis kapsul:
•Capsulae gelatinosae (dibuat dari gelatin)
terdiri dari:
–Soft Capsulae / Capsulae Molles à lunak
–Hard Capsulae / Capsulae Durae à keras
•Capsulae Amylaceas (dibuat dari amylum)
•Capsulae Metilsellulosa
5. Suppositoria
•Adalah sediaan padat dalam dalam
berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan
melalui rectal, vagina dan urethra, yang
mana umumnya meleleh, melunak atau
melarut pada suhu tubuh. Suppositoria
dapat bertindak sebagai pelindung jaringan
setempat dan sebagai pembawa zat
therapeutic yang bersifat local atau
sistemik
Jenis – jenisnya
•Suppositoria Anaha disebut juga
Suppositoria
•Suppositoria Vaginalis disebut juga Globuli
Vaginalis atau Ovula
•Suppositoria Urethralia disebut juga
Bougie
6. Bacilla
•Adalah alat yang digunakan sebagai obat
luar
Jenis – jenis batang:
•Bacilla Caustica (mengandung bahan –
bahan caustik) contoh : Argenti Nitras
dalam Bacilla
•Quelistifte (dipakai untuk melebarkan
saluran – saluran) contoh : Batang
Lanfinaria
•Bougie / Suppositoria Urethanilia (batang
yang padat pada suhu kamar dan akan
memberikan efek local dan sistemik)
7. Spesies / jamu
•Adalah bahan – bahan dan tumbuh –
tumbuhan yang masih berupa bagian –
bagian kasar yang dicampur atau tidak
dicampur dengan garam – garam, yang
kemudian akan dibuat infusa.
•Contoh:
–Species anti aphtosa
–Species laxantes
–Species anti asthmaticus
–Species diuretica
8. Implant / pelet
•Adalah sediaan dengan massa padat steril
berukuran kecil berisi obat dengan
kemurniaan yang yinggi (dengan atau tanpa
eksipien) yang dibuat dengan cara
pengepaan atau pencetakan
9. Aerosolum
•Nama lain adalah Aerosol Farmasetik yaitu
sediaan yang dikemas dibawah tekanan dan
mengandung zat aktif therapeutic yang
dilepas pada saat system katup yang sesuai
ditekan. Pemakaian sebagai obat luar, yaitu
topical pada kulit, local pada hidung, local
pada mulut atau local pada paru – paru

Jenis-Jenis Golongan Obat

Haiii Genkzzz Ketemu lagi nih sama anak IPA jiwa IPS kali ini gw mau share ilmu farmasi gw nihh tentang Jenis-Jenis Golongan Obat Yuk ah Yuk Cuussss . . .

OBAT BEBAS
Obat bebas adalah obat yang bebas atau dapat diperoleh tanpa resep dari dokter, sehingga dapat dibeli langsung melalui Apotek, Toko Obat Berizin, Toko Modern maupun warung kelontong. Cara mengenali obat bebas adalah terdapat tanda logo lingkaran berwarna HIJAU
dengan garis tepi berwarna hitam pada kemasannya.
Contoh Obat Bebas :
-Parasetamol
(penurun demam dan pereda sakit kepala)
-Vitamin-Vitamin
-Ferrosulfat
(penambah darah)
-Calcium
-Antasid
Ex :promag,mylanta,waisan

OBAT BEBAS TERBATAS
Obat bebas terbatas adalah obat yangdapat diperoleh tanpa resep dokter,sehingga dapat dibeli langsung melalui Apotek maupun Toko Obat Berizin namun memperolehnya dalam jumlah
terbatas ya Guyzz jangan beli 1Truk buat cadangan di rumah haha. Sediaan Obat Bebas
Terbatas adalah campuran obat bebas dan obat keras namun masih di anggap boleh di beli tanpa resep dokter ya guys.
Cara mengenali obat bebas terbatas adalah terdapat tanda logo lingkaran berwarna BIRU dengan garis tepi berwarna hitam pada kemasannya.Biasanya pada kemasangolongan obat ini terdapat peringatan-peringatan berkaitan dengan pemakaian atau penggunaannya yang ditulis dalam kotak,supaya pasien/masyarakat dapatmenggunakan obat ini dengan benar.Ada 6 macam tanda peringatan antara lain :

-P.No.1 Awas! Obat Keras,
Bacalah Aturan Pemakaiannya !!!
Contoh : Pereda Flu /Pilek (Ex : Neozep,Ultraflu,Procold) Batuk (Ex :
OBH, Woods,Komix, Actifed) dll.

-P.No.2 Awas! Obat Keras,
Hanya untuk kumur, jangan
ditelan.
Contoh :
kumur mengandung
Povidone Iodine (Ex : Betadine)
kumur yang mengandung
Hexetidine (Ex : Hexadol)

-P.No.3 Awas! Obat Keras,
Hanya untuk bagian luar dari badan
Contoh :Betadine,Kalpanax,Albothyl krim untuk penyakit kulit yang tidak
mengandung antibiotik mata yang tidak mengandung antibiotik (Insto,Braito,Rohto) dll.

-P.No.4 Awas! Obat Keras,Hanya untuk dibakar
Contoh :
obat asma (berbentuk rokok) sudah
tidak ada

-P.No.5 Awas! Obat Keras, Tidak
boleh ditelan
Contoh : Sulfanilamid puyer 5 gr steril antibiotik untuk infeksi topikal/kulit termasuk untuk
infeksi vagina Sediaan ovula

-P.No.6 Awas! Obat Keras, Obat
wasir, jangan ditelan
Contoh : Sediaan suppositoria untuk wasir/ambeien

OBAT KERAS
Obat Keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter, dan resep hanya dapat ditebus di Apotek atau diserahkan melalui Rumah Sakit, Puskesmas, maupun Klinik. Namun Demikian ada beberapa macam obat keras yang dapat diperoleh tanpa resep
dokter yaitu obat-obat yang masuk dalam Obat Wajib Apotek (OWA) . Cara mengenali obat keras adalah terdapattanda logo lingkaran berwarna MERAH dengan garis tepi berwarna hitam dan terdapat huruf K (WARNA HITAM) berada
ditengah lingkaran dan menyentuh pada garis tepi pada kemasannya.Pada kemasan primer, sekuner, dan etiket biasanya mencantumkan kalimat “Harus dengan resep dokter”
Contoh :
-Sediaan Antibiotik
(Ex : Amoxicillin, Ampicillin, Ciprofloxacin, Kloramfenicol, Tetracyclin, Sefadroksil, Metronidazol dll)
-Analgesik (Pereda Nyeri)
(Ex : Piroxicam, Meloxsicam, Phenylbutazon dll)
-Antihipertensi
(Ex : Captopril, Nifedipin, Amlodipin, Candesartan, HCT dll)
-Antidiabet
(Ex : Glibenklamide, Glimepiride ,Metformin dll)
-Kortikosteroid/Anti Radang
(Ex : Dexamethason, Metilprednison dll)
-Gout/Asam Urat
(Ex : Allopurinol)
-Kolesterol
(Ex : Simvastatin, Atorvastatin, Gemfibrozil, dll)
-Anti Histamin/Anti Alergi
(Ex : Cetirizine dll)

Sedangkan contoh beberapa obat
yang masuk Obat Wajib Apotek
(OWA ) :
-Kontrasepsi (KB)
(Ex : Lyndiol tablet, Mycrogynon tablet, Endometril tablet, dll)
-Cerna
(Ex : Decamag tab, Gastran tab, Dulcolax tab salut, Metoclopramide, Papaverin HCl tab, dll)
-Tenggorokan(Ex : Hexadol solution,
Bactidol solutio, dll)
-Nafas
(Ex : Salbutamol tablet/sirup, Terbutaline tablet/inhaler, Bromheksin tablet dll)
-Analgetik, depresan
(Ex : Asam mefenamat tablet,
Aspirin+caffein tablet, Alvita kaplet (Antalgin + Vitamin B1, B6, B12) dll
-Topikal
(Ex : Tetracycline salep, Kloramfenikol salep, Decoderm-3 krim, bufacort-N krim, New Kenacomb krim dll)
-Antiparasit
(Ex : Albendazol tablet/suspensi (obat cacing) dll)
-Antiradang antireumatik
(Ex : Ibuprofen kaplet/tablet/
sirup, Natrium diklofenak gel/krim dll)

OBAT PSIKOTROPIKA
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasita psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
(UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang
Psikotropika). Obat ini merupakan obat yang digunakan untuk masalah gangguan kejiwaan/mental yang biasanya disebut dengan obat penenang dan antidepresan. Penggunaan obat ini dapat menyebabkan halusinasi, depresi, stimulasi (tidak mengantuk, tidak lapar), dan gangguan fungsi motorik/otot (kepala bergerak naik turun/geleng-geleng). Psikotropika termasuk dalam Obat Keras Tertentu (OKT) yang logonya sama
dengan obat keras yaitu lingkaran
berwarna MERAH dengan garis tepi
berwarna hitam dan terdapat huruf K(warna hitam) berada ditengah lingkarandan menyentuh pada garis tepi padakemasannya sehingga untukmendapatkannya harus dengan resep dokter.Dikarenakan obat golongan ini dapat menimbulkan ketergantungan, kecanduan.

Psikotropika digolongkan menjadi 4 (empat) golongan berdasarkan potensi efek ketergantungan :

-Psikotropika Golongan I
Hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan idak digunakan untuk terapi.kesehatan/pengobatan karena dapat menyebabkan potensi
sindrom ketergantungan yang sangat kuat .
Contoh : DMA, MDMA, Meskalin dll

-Psikotropika Golongan II
Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berkhasiat untuk pengobatan/terapi dan dapat menyebabkan potensi ketergantungan yang kuat.
Contoh : Amfetamin, Metakualon, Sekobarbital dll.

-Psikotropika Golongan III
Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berkhasiat untuk pengobatan/terapi dan mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Contoh : Amobarbital,
Flunitrazepam, Pentobarbital dll.

-Psikotropika Golongan IV
Digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta berkhasiat
untuk pengobatan/terapi dan mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom ketergantungan Psikotropika golongan IV inilah yang banyak digunakan untuk terapi/pengobatan dikarenakan efek
ketergantungan yang dihasilkan ringan.
Contoh :
•Diazepam
•Lorazepam
•Nitrazepam
•Alprazolam
•Triqzolam
•Klordiazepoksid
•dll.

NARKOTIKA
Narkotika adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintesis
maupun semisintesis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan
dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan
ke dalam golongan-golongan. (UU
RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika).Cara mendapatkan Obat
Narkotika harus dengan RESEP DOKTER dan obat dapat diserahkan
melalui Apotek, Rumah sakit,
Puskesmas ataupun Klinik. Logo obat narkotika adalah seperti "TANDA PLUS WARNA MERAH
DALAM LINGKARAN WARNA PUTIH DENGAN GARIS TEPI WARNA MERAH".
Obat narkotika sangat bermanfaat
dan diperlukan di bidang ilmu pengetahuan maupun bidang
kesehatan.Meskipun demikian, masih ada yang menggunakan
tidak sesuai dengan standar pengobatan maupun sengaja
disalahgunakan bahkan disertai
peredaran narkotika secara gelap.
Penyalahgunaan Narkotika serta
Psikotropika merupakan kejahatan krimial dikarenakan hal tersebut merupakan ancaman yang dapat melemahkan ketahanan nasional dikarenakan dapat merusak moral/mental masyarakat khususnya generasi muda penerus bangsa.
Pemerintah melakukan pengawasan dan pengendalian peredaran obat narkotika dengan membuat Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997 yang diperbarui menjadi UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Berdasarkan potensi yang dapat mengakibatkan ketergantungan, Narkotika digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu.

-Narkotika Golongan I
Hanya digunakan untuk
tujuan ilmu pengetahuan dan
tidak digunakan untuk terapi
kesehatan/pengobatan karena
dapat menyebabkan potensi
sindrom ketergantungan yang sangat tinggi .
Contoh : Tanaman Papaver
Somniferum L , Opium mentah, Opium masak, tanaman koka (Erythroxylum coca ), daun koka, kokain mentah, kokain, tanaman ganja, Heroin, THC dll.

-Narkotika Golongan II
Berkhasiat untuk pengobatan
tetapi digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/ atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Opium, Petidin, Ekgonin, Hidromorfinol dll.

-Narkotika Golongan III
Berkhasiat untuk pengobatan
dan banyak digunakan dalam
terapi dan/atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan
mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Kodein,
Dihidrokodein, Etilmorfin, Doveri dll. Kodein dan Doveri biasa
digunakan untuk obat batuk yang parah. Dari penggolongan obat diatas kita hanya dapat membeli obat dengan tujuan untuk pengobatan sendiri (self-medication ).

dari golongan obat bebas, obat bebas terbatas serta obat wajib apotek (OWA). Untuk memperoleh obat-obatan tersebut sebaiknya membeli di Toko Obat Berizin atau Apotek, dikarenakan di sarana tersebut mutu obat lebih terjaga (karena penyimpanan yang tepat,
pemeriksaan masa kadaluarsa yang
rutin) serta terhindar dari obat-obat palsu yang beredar.
AdanyaTenaga Teknis Kefarmasian di Toko Obat atau Apoteker di Apotek dapat kita mintai saran dan
informasi mengenai penggunaan
dan keamanan obat yang akan kita
digunakan. Namun perlu diingat
bahwa masa pengobatan sendiri
adalah 3 hari, jika selama 3 hari
tidak sembuh maka harus berobat ke dokter. Jika kita tidak paham dengan obat yang diterima, kita wajib mengetahui/bertanya kepada
dokter/apoteker mengenai aturan
pakai, dosis, serta efek samping
yang mungkin terjadi.

See You Next Time . . .

Macam-Macam Bentuk Sediaan Obat

Hallo Guys ketemu lagi nih di Blog nya Anak Farmasi Jiwa IPS Hahaha kenapa demikian karna saya termasuk orang yg berkecimpung di Dunia IPA tapi paling seru kalau ngomongin Politik ye kan ye kan Cuuusssss hahaha oke langsung ke Topik aja ya ganz ....

Dalam penggunaannya, obat mempunyai berbagai macam bentuk. Semua bentuk obat mempunyai karakteristik dan tujuan tersendiri. Ada zat yang tidak stabil jika berada dalam sediaan tablet sehingga harus dalam bentuk kapsul atau ada pula obat yang dimaksudkan larut dalam usus bukan dalam lambung. Semua diformulasikan khusus demi tercapainya efek terapi yang diinginkan.Bagi kita yang berpraktek di Apotek atau Rumah sakit maka perlu diperhatikan benar Etiket obat yanbg dibuat.
Misalnya tablet dengan kaplet itu berbeda, atau tablet yang harus dikunyah dulu (seperti obat maag golongan antasida) seharusnyalah etiket obat memuat instruksi
yang singkat namun benar dan jelas. Jangan sampai pasien menjadi bingung dengan petunjuk etiket obat. Oleh karena itu penting sekali bagi kita semua untuk mengetahui bentuk sediaan obat.

1. Pulvis (serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian luar.
C/: Bedak Tabur Salicyll

2. Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi bobot yang kurang lebih sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas (Kertas Perkamen) yang cocok untuk sekali minum.
C/: Puyer

3. Tablet (compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.

a. Tablet kempa
paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya tergantung desain cetakan.
b. Tablet cetak
Dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan
c. Tablet trikurat
tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris.
(sudah jarang ditemukan)
d. Tablet hipodermik
Dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik,sekarang diberikan secara oral.
e. Tablet sublingual
dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati).Digunakan dengan meletakan tablet di bawah lidah.
f. Tablet bukal
Digunakan dengan meletakan diantara pipi dan gusi
g. tablet Effervescent
Tablet larut dalam air. harus dikemas dalam wadah tertutup rapat atau kemasan tahan lembab.
Pada etiket tertulis "tidak untuk langsung ditelan"
h. Tablet kunyah
Cara penggunaannya dikunyah.
Meninggalkan sisa rasa enak dirongga mulut, mudah ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak enak.

4. Pil (pilulae)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini
sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan jamu.

5. Kapsul (capsule)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut. keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :

a. menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak
tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul
lain yang lebih kecil kemudian dimasukan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
e. Mudah ditelan

6. Kaplet (kapsul tablet)
Merupakan sedian padat kompak dibuat secara kempa cetak, bentuknya oval seperti kapsul.

7. Larutan (solutiones)
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut,
biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya,cara peracikan, atau penggunaannya,tidak dimasukan dalam golongan produk lainnya. Dapat juga dikatakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam
pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).

8. Suspensi (suspensiones)
Merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair.
macam suspensi antara lain : suspensi oral
(juga termasuk susu magma),suspensi topikal (penggunaan pada kulit) suspensi
tetes telinga (telinga bagian luar),suspensi optalmik,suspensi sirup kering.

9. Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem dispersi, fase cairan
yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.

10. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari.

11. Ekstrak (extractum)
Merupakan sediaan yang pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisisa nabati atau simplisia hewani
menggunakan zat pelarut yang
sesuai.kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.

12. Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit.

13. Imunoserum (immunosera)
Merupakan sediaan yang mengandung imunoglobulin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian. Berkhasiat
menetralkan toksin kuman (bisa ular dan mengikut kuman/virus/antigen).

14. Salep (unguentum)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.

15. Suppositoria
Merupakan sedian padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra,umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh.
Tujuan pengobatan adalah :

a. Penggunaan lokal -> memudahkan defekasi serta mengobati gatal,iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.
b. Penggunaan sistematik -> aminofilin dan teofilin untuk asma,klorpromazin untuk anti
muntah,kloral hidrat untuk sedatif dan hipnitif,aspirin untuk analgesik antipiretik.

16. Obat tetes (guttae)
Merupakan sediaan cair berupa
larutan,emulsi atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar. Digunakan
dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara
dengan tetesan yang dihasilkan penetes baku yang disebutkan farmakope indonesia.
Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain:
1.guttae (obat dalam)
2.guttae oris (tetes mulut)
3.guttae auriculares (tetes telinga)
4.guttae nasales (tetes hidung), 5.guttae opthalmicae (tetes mata).

17. Injeksi (injectiones)
Merupakan sediaan steril berupa
larutan,emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya agar kerja obat cepat serta  dapat diberikan pada pasien yang tidak
dapat menerima pengobatan melalui mulut.

Nah Guys itu semua bentuk sediaan obat yang ada sampai saat ini jadi makin banyak tau makin banyak ilmu bukan hehe jangan bosan sehat ya guys minimalkan tubuh kalian jangan sampai ketergantungan obat meski obat menyembuhkan tapi akan memberi efek samping yang juga berbahaya.

Pharmacist Life Is Gooooodddd
See You Next Story ...

Penggolongan Obat berdasarkan Farmasetika Dasar

Hay Genkzzzz ketemu lagi nih sama anak IPA jiwa IPS sekarang gw mau bagi-bagi ilmu lagi nih buat kalian yang pengen tau ttng obat hehe mungpung lagi libur natal nih jadi gw share ilmu gw moga aja bermanfaat bagi kalian semua, ya langsung ke topik aja ya ganzz

Ilmu Farmasi : Penggolongan obat secara luas dibedakan berdasarkan beberapa hal diantaranya :

1. Penggolongan obat berdasarkan
jenisnya
2. Penggolongan obat berdasarkan
mekanisme kerja obat
3. Penggolongan obat berdasarkan tempat atau lokasi pemakaian
4. Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian
5. Penggolongan obat berdasarkan efek yang ditimbulkan
6. Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi
7. Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya
Diantara banyak penggolongan obat, yang paling populer ialah berdasarkan jenis.
well kita langsung membahas penggolonganobat . . .

1. Penggolongan obat berdasarkan jenis.
Penggolongan obat berdasarkan jenis antara lain :
- obat bebas
- obat bebas terbatas
- obat keras
- obat psikotropika dan narkotika.

2. Penggolongan obat berdasarkan mekanisme kerja obat.
Dibagi menjadi 5 jenis penggolongan antara lain :
-Obat yang bekerja pada
penyebab penyakit.
misalnya penyakit akibat bakteri atau mikroba, contoh antibiotik.
-Obat yang bekerja untuk mencegah kondisi patologis dari penyakit contoh vaksin, dan serum.
-Obat yang menghilangkan
simtomatik/gejala, meredakan
nyeri contoh analgesik.
-Obat yang bekerja menambah
atau mengganti fungsi fungsi
zat yang kurang, contoh vitamin dan hormon.

Pemberian placebo adalah
pemberian obat yang tidak
mengandung zat aktif khususnya pada pasien normal yang menganggap dirinya
dalam keadaan sakit.
contoh aqua pro injeksi dan tablet
placebo (biasanya orang yg baru putus yg ngerasa sakit padahal enggak hahaha)
Selain itu dapat dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, seperti obat
antihipertensi, kardio, diuretik, hipnotik,sedatif, dan lain lain.

3. Penggolongan obat berdasarkan tempatatau lokasi pemakaian
dibagi menjadi 2 golongan :
-Obat dalam yaitu obat obatan yang dikonsumsi peroral, contoh tablet antibiotik, parasetamol tablet
-Obat luar yaitu obat obatan yang dipakai secara topikal/tubuh bagian luar, contoh sulfur,Champora,Etanol,Calamine,Zincy Oxidie dll.

4. Penggolongan obat berdasarkan cara pemakaian dibagi menjadi beberapa bagian, seperti.

Oral : obat yang dikonsumsi
melalui mulut kedalam saluran
cerna, contoh tablet, kapsul,
serbuk, dll
Rektal : obat yang dipakai
melalui rektum, biasanya
digunakan pada pasien yang
tidak bisa menelan, pingsan
atau menghendaki efek cepat
dan terhindar dari pengaruh
pH lambung, FFE di hati,
maupun enzim-enzim di dalam
tubuh
Sublingual : pemakaian obat dengan meletakkannya dibawah lidah masuk ke pembuluh darah,
efeknya lebih cepat, contoh
obat hipertensi : tablet hisap, hormon-hormon.
Parenteral : obat yang
disuntikkan melalui kulit ke aliran darah. baik secara intravena, subkutan, intramuskular, intrakardial langsung ke organ, contoh intrakardial melalui selaput perut, contoh intra peritoneal.

5. Penggolongan obat berdasarkan efekyang ditimbulkan dibagi menjadi 2.
-sistemik : obat/zat aktif yang masuk kedalam peredaran darah.
-lokal : obat/zat aktif yang hanya berefek/menyebar/mempengaruhi bagian tertentu tempat obat tersebut berada, seperti pada hidung, mata, kulit,Gigi dll.

6. Penggolongan obat berdasarkan daya kerja atau terapi dibagi menjadi 2 golongan.
- farmakodinamik : obat obat yang bekerja mempengaruhi fisilogis tubuh, contoh hormon dan vitamin
- kemoterapi : obat obatan yang bekerja secara kimia untuk membasmi parasit/bibit penyakit, mempunyai daya kerja kombinasi.

7. Penggolongan obat berdasarkan asal obat dan cara pembuatannya
dibagi menjadi 2 :
Alamiah : obat obat yang
berasal dari alam (tumbuhan, hewan dan mineral)
tumbuhan : jamur (antibiotik),kina (kinin), digitalis (glikosida jantung) dll.
hewan : plasenta,otak menghasilkan serum rabies, kolagen.
mineral : vaselin, parafin, talkum/silikat, dll
Sintetik : merupakan cara pembuatan obat dengan melakukan reaksi-reaksi kimia, contohnya minyak gandapura dihasilkan dengan mereaksikan metanol dan asam salisilat.

Nah Ganz udh tau kan sekarang makin banyak tau makin banyak ilmu see you next time guys

Sumber : Farmasetika Dasar

Kamis, 24 November 2016

Jangan Lupa minun obat = Jangan Lupa minum RACUN

Jangan Lupa minum obat = Jangan Lupa minum racun !!!

YAPZZZ Itu adalah definisi buat seseorang yang basic nya dari farmasi untuk pasiennya yang sakit haha ngeri juga bukan karna bukan tidak ada alasan mereka mengakui bahwa Minum obat adalah Minum racun.

Konsumsi obat sama dengan minum racun Sejarah kata obat obatan (pharmacy)
berasal dari kata Yunani, pharmacon yang berarti racun. Mengonsumsi obat dapat
diartikan memasukkan racun ke dalam tubuh. Bedanya, racun tersebut diberikan secara tepat dengan memperhitungkan dosis
tertentu sehingga dapat menyembuhkan penyakit. Namun sekali racun, tetaplah racun. Tak ayal, obat-obatan terkadang
justru menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
Penyebab gangguan kesehatan tersebut antara lain karena keracunan obat dan alergi
obat. Kesalahan memilih jenis obat, dosis, cara dan waktu pemakaian obat dapat menyebabkan keracunan obat. Untuk obat-
obat keras yang diberikan lewat resep dokter, keracunan obat dapat dihindari apabila resep diberikan secara benar. Sedangkan untuk obat yang dijual bebas ada
baiknya memperhatikan seksama aturan pakai sebelum mengkonsumsi obat.
Lain halnya dengan alergi. Pada dosis terapi pun, reaksi alergi bisa terjadi. Reaksi alergi
adalah reaksi berlebihan sistem imun tubuh terhadap bahan tertentu, termasuk obat.
Terjadinya alergi tidak dapat diprediksi sama sekali, tergantung respon tiap individu sesuai tingkat imunitas yang dimiliki.
Jenis obat yang kerap menimbulkan reaksi alergi antra lain: antibiotika penisilin dan turunannya, obat golongan sulfa, obat analgetik (penghilang rasa sakit), serta obat
antipiretik (penurun panas). Gejalanya mulai
dari yang ringan, misalnya terjadi biduran eksim atau bercak kemerahan pada kulit, terkadang juga dapat menyebabkan diare,
dan gangguan pernafasan seperti bersin-bersin, pilek sampai sesak nafas. Yang paling parah, alergi dapat menyebakan syok
anafilaksis, dimana pernderita kontan tidak sadar, sesak nafas, serta nadi tidak teraba, dan jika tidak segera mendapatkan
pertolongan, dapat berakibat kematian. Mengingat efek yang cukup fatal, alergi harus dicegah, kita dapat memperhatikan
data rekam medis, atau catatan dokter, dan bila perlu melakukan tes alergi. Cara gampang lain supaya tidak menjadikan obat berbahaya bagi tubuh tentu saja dengan
tidak sembarangan meminumnya, agar tidak me-refungsikan obat menjadi racun yang meracuni tubuh.